Diary Lembayung Senja

Lembayung Senja

 


    Terkadang hidup membuatku tidak paham. Ada apa dengan sebuah hati dan takdir. Berebut orang mengatakan bahwa hidup bukanlah tentang kekuasaan, namun kunci kehidupan di pegang olehnya. Mengapa masih ada juga yang kaya yang membeli kekuasaan? Jawabannya hanya sederhana untuk ditafsirkan. Kekuasaan tidak bisa di beli, namun orang yang berkuasa bisa di sogok.

    Apapun juga di belahan dunia ini adalah tentang bagaimana cara menyelesaikan dan memecahkan permasalahan. Sebedoh apapun kita tetap punya hak dan cara masing-masing untuk mencari jalan keluar setiap masakah yang di hadapi. Jika permasalahannya berat tentu orang-orang pilihan juga yang akan menerimanya, begitupun sebaliknya. Sesuai kelas dan takaranlah air mengalirnya. Terkadang kamu menghilang saja tanpa kabar. Kamu tau tidak? Aku sangat bosan dalam penantian ini. Cinta itu bagiku bukan tentang status yang dimiliki, namun tentang rasa yang ada. Bilamana rasamu memang tidak ada, mungkin semua yang kita lalui tidak pernah terjadi. Aku merasa ada yang istimewa yang masih kamu simpan sampai saat ini. Perasaan yang kamu simpan selama ini jauh dalam lubuk hatimu paling dalam. Aku paham sekali dengan caramu itu, karena walaupun kamu siap saat ini aku yang belum siap.

Sekarang entahlah, akupun tidak tahu harus berbuat apa. Bayanganmu makin menjadi-jadi tak bisa ku kendalikan. Sehari saja tanpa kabar pikiran seolah selalu mengintaimu dari kejauhan. Apabila aku menghubungimu pun aku juga belum berani bila keperluan tidak penting. Makin heranku dalam kebimbangan ini.

Apakah rasa ini sepihak? Dan kamu tak pernah memiliki kejenuhan jarak seperti yang aku alami. Mungkin anggapanku begitu, karena yang ku tahu, aku tak special yang pernah kamu miliki. Lagipun ini adalah benar, terlalu dekat akan membuatku kesakitan dalam perpisahan. Aku yakin kedekatan sementara ini hanya sebentar saja, dan sebentar lagi kamu akan benar-benar akan menjauh pergi sampai menghilang tak muncul lagi. Pengharapan diamku ini sering sekali membutakan hati. Bilapun kita di persatukan saat ini, hingga taka da lagi harapan yang buram ini, itu tidaklah mungkin. Sebab hubungan kita adalah terlarang dari orang tuaku. Tak mungkin kita paksakan apa yang sudah di kodratkan. Aku juga tidak mau jadi anak durhaka terhadap orang tuaku.

Memanglah dunia sudah memisahkan kita. Tidak ada alasan untuk kita harus saling memiliki. Sepertinya juga aku yang terlalu berlebihan dalam memendam rasa padamu, sedangkan kamu tidak. Aih, aku terlalu dijadikan budak oleh perasaanku sendiri. Makin Maluku ceritakan semua ini. Tak seharusnya aku bertindak semacam ini. Aku ingin merubah tentang perasaanku ini lagi menjadi sebuah teman atau persahabatan saja. Eh, sekaligus sebagai kenangan bahwa perasaan ini pernah agak menyimpang. Hehe, aku kualat nanti kalau terlalu egois. Kan kamu sudah pernah ingatkan aku sebelumnya, bahwa jangan mau di permainkan perasaan sendiri, kalau sudah di permainkan maka jadilahaku orang yang diperbudak cinta.

Cukup di sini saja aku memendam, ya. Aku tidak kuat gerlalu lama. Bila ku pertahankan, nanti aku juga yang akan terluka mendalam. Bilamana kamu juga punya keadaan yang sama sepertiku maka berusahalah untuk saling melupakan saja kita. Tentunya itu tidak mudah, mulailah dengan hal baru. Jangan terlalu buat perasaan mu tambah mendalam. Akupun juga berusaha tidak sedekat dulu komunikasi denganmu. Itulah yang membuatku makin salah tingkah.

Dah, dah. Sudah kububarkan saja lagi perasaan yang menghantui. Aku tak mau terpuruk dalam limbah yang tak restu orang tuaku. Biarlah aku terbang saja walaupun sendirian itu sepi, namu aku sudah kokoh kok. Biar ku ingat saja satu quotes yang pernah kamu berikan. “Benahi cara hidupmu, maka kau akan tahu bagaimana tertata rapinya hidupmu”. Dari kata-kata itu aku makin bisa bangkit. Hidup itu bukan orang lain yang menatanya, lebih tepatnya kita akan menatanya. Biar ku jadikan bukti saja nanti jika Tuhan izinkan kita bertemu lagi bahwa hidupku sudah mulai tertata rapi dari sekarang yang sering kacau. Kita punya tongkat untuk bertahan dan jangan jadikan orang lain sebagai tongkatmu, maka bisa saja kamu akan jatuh ketika orang lain sudah beralih pihak memikirkan sesuatu. 

Sekarang aku sudah sedikit terealisasi dari pemikiran bodohku. Kamu bilang bahwa diam itu bukanlah lagi emas. Maka dari sekarang mulai ku peraiki lagi public speaking aku lagi.

 

Bila dapat ku ulangi lagi semua waktu yang sudah terlewat, mungkin akan ku tatat sebaik-baik kehidupanku ini sehingga tidak ada waktu sedikitpun terbuang pada hal yang sangat ku sesali sekarang. Bila ku ceritakan kemabali semua sakit pahit dan dosa ku perbuat mungkin tak sanggup lagi ku berpijak di atas bumi Allah ini. Betapa besar yang ku perbuat apa akan masih ada pengampunan untuk ku ya, Rab.

Pahit jika harus di kenang jua. Lebih pahit bila di tindas hingga berdarah-darah. Kenangan buruk ini selalu menghantui langkah-langkahku dalam ketakutan. Tetap ku berdoa sepanjang napas masih melekat dan di izinkan untukku memperbaiki semuanya. Hidup dalam penyesalan itu sungguh sangat membosankan. Terkadang kasih sayang itu hilang dan tak pantas ku dappatkan pada diri yang bersalah ini. Di depanmu ya, Rab. Tak tau bagaimana aku harus mengadukan hal ini. Engkau maha segalanya, makin ku terpuruk dalam malu di hadapanmu menyembah.

Sakit hampir setengah raga kau bawa larutkan. Aku malu  berdiri di posisi ini, tapi Engkau sering angkat jua kedudukan ku di hadapan manusia. Kenapa engkau berbuat demikian. Sungguah aku sangat malu dan merasa tidak pantas di hadapanmu. Jika kasih sayangmu sungguh melimpah aku sangat bersyukur sekali. Aku masih mempunyai Tuhan yang sangat sayang dan selalu ada di sisiku kapanpun hamba butuh.

Aku sangatlah lemah di hadapanmu ya Allah. Apa daya dan upayaku menjadi kuat tanpamu. Banyak orang di belakangku kau jadikan dia sangat mendukungku. Kebaikan apa yang pernah ku perbuat hingga begitu pemurah Engkau padaku yang berlumur dosa ini. Dengan air mata ku serahkan semua yang ada dalam dadaku. Begitu harapan dan cita yang mereka amanahkan padaku apa engkau akan izinkan itu ya Allah.

Terkadang diriku juga buta di dunia ini. Entah itu dari segi harta ataupun kemanusiaan yang seolah bersikap semena-mena tanpa kontrol emosi. Cinta yang melebihi pada cinta Allah beserta rasulullah hingga tanpa tersadar yang wajib ku cintai bisa tergeser bagiku. Ampunilah hamba yang terkadang tidak istiqomah pada jalan yang lurus.

 

 

                                                        

 

Komentar

  1. Masya allah keren jangan lupa mampir di blog ana Nof hehehe , semnagtt teruss!!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer